Seperti Menemukan Sesuatu yang Pernah Hilang

Bertemu denganmu mengingatkanku akan sekelumit cerita di masa laluku. Teringat akan 4 orang sahabat yang memutar haluannya kekiri, sama seperti dirimu dan beberapa yang lainnya. Dan entah kenapa aku tak mempermasalahkan kanan atau kiri. Sama seperti mereka yang tetap kusayangi, dirimu pun tak terdepak dari kehidupanku, dan aku tak mau itu terjadi.
Oportuniskah aku? Aku orang kanan yang nyaman dengan kiri dan amat menyukainya. Aku tak ingin mengubah haluan agar bisa sejalur denganmu, dengan mereka yang aku akui kehebatannya. Namun tetap saja ada yang tak bisa kuterima. Itu sebabnya aku tak ingin memutar kemudi. Terserah kau menyebutku apa. Aku tetap menapak pada apa yang kuyakini, dan kubiarkan kau memilih jalanmu sendiri. Aku hanya berharap kau tak menghilang dari bingkai kehidupanku.
Bertemu denganmu membuatku membuka kembali catatan masa lalu. Catatan penuh gejolak muda yang harus berakhir dengan perpisahan. Dimana kutemukan semangat untuk menjalani hidup, semangat yang berbeda.
Akankah terulang kembali? Peristiwa 2 tahun lalu, ketika aku kehilangan mereka yang aku sayangi. Aku hanya bisa merindu ketika mereka pergi meninggalkan sejuta cita bersama yang sempat dirajut.
Aku bangga akan kekirianmu. Aku takjub dan berharap kau akan selalu berpegang teguh pada apa yang kau yakini. Namun tak dapat kupungkiri, ada bagian dari hatiku berdoa agar kau bergabung bersama kami, bersama-sama menapaki terjalnya hidup.
Tak pernah kutanyakan pada mereka yang berlainan jalur, apakah mereka bahagia dengan pilihan mereka itu. Tak pernah sekalipun, meski amat ingin hati ini mengetahuinya. Dan itu kurasakan kembali kini. Bukalah pintu hatimu untuk menerimaku, aku hanya ingin mengetahui apa yang ada didalamnya.
Haruskah perbedaan menjadi jurang? Aku bisa menghargai perbedaan tapi kenapa mereka, dia, kau, tak bisa?

0 comments:

Posting Komentar

 

My Tweeeeet