Kamu Belum Benar-Benar Patah Hati Bila...


Kamu belum benar-benar patah hati kalau belum pernah merasakan dikhianati oleh kekasihmu, yang lebih memilih seorang penyair berbakat, saat kamu sedang pergi ke luar kota untuk mengumpulkan bekal piknik kalian berdua..
Kamu belum benar-benar patah hati kalau belum pernah merasakan ditinggal seorang adik yang begitu kamu cintai, yang dengannya kamu sudah bangun pondasi mimpi, yang belum sempat menjadi bangunan namun telah menjadi puing..
Kamu belum benar-benar patah hati bila belum tahu rasanya kandas di detik-detik terakhir menjelang pernikahanmu, dengan seseorang yang ditolak oleh lingkunganmu, namun dengan gigih kamu perjuangkan, hingga hari kandas itu tiba..
Kamu belum benar-benar patah hati bila belum tahu rasanya berjalan mengiring keranda ayahmu, yang karenanya kau rela melakukan apa saja demi melihatnya bahagia, yang meninggalkanmu dengan segunung beban untuk pundakmu yang masih kecil itu..
Kamu yakin kamu telah merasakan patah hati yang sesungguhnya? Sedang kamu belum pernah merasakan mimpimu dikoyak ketika kau tengah merajutnya, oleh orang yang begitu kamu hormati..
Kamu yakin kamu telah merasakan patah hati yang sesungguhnya? Sedang kamu belum pernah begitu teriris mendengar adikmu menangis sebab kelaparan, sedang kamu tak punya apa-apa untuk diberikan kepadanya..
Kamu yakin kamu telah merasakan patah hati yang sesungguhnya? Sedang kamu melihat ibumu kini terpaksa bekerja keras, keras sekali, demi menjaga apa yang telah ditinggalkan mantan kekasihnya..
Kamu yakin kamu telah merasakan patah hati yang sesungguhnya? Sedang kamu belum pernah merasakan berdiri di ujung dermaga, melihat kapal yang membawa ibumu menghilang di ujung horizon, entah kapan akan kembali..
Kamu yakin kamu telah merasakan patah hati yang sesungguhnya? Sedang kamu belum pernah melihat dengan mata kepalamu sendiri, pohon tempatmu bernaung tak kuasa menahan laju gergaji, menjadikannya sebongkah kayu tak bernyawa..
Kamu yakin kamu telah merasakan patah hati yang sesungguhnya? Sedang kamu belum pernah mendapati seorang serdadu dungu menodongkan larasnya ke anak laki-laki lima tahun, yang baru saja kehilangan ayah ibunya..
Apakah ini cukup menyadarkanmu, bahwa kamu tak terlahir untuk berpatah hati? Karena ternyata “patah hati” mu belum ada apa-apanya..





0 comments:

Posting Komentar

 

My Tweeeeet