Sebagai negara kepulauan dengan rasio elektrifikasi yang belum mencapai 80%, Indonesia kerap diwarnai demo masyarakat yang marah akibat listrik padam. Sektor energi bukan sesuatu yang bisa diselesaikan hanya dengan kebijakan kalau menurut saya, karena cakupannya luas dan lagi energi ini merupakan suatu komoditi yang unik.
Energi, terutama energi listrik, merupakan produk yang berbeda dengan produk-produk lainnya. Ia tak bisa disimpan, tak bisa digudangkan, setelah diproduksi harus disalurkan saat itu juga. Ia juga selalu dibutuhkan, 24 jam sehari nonstop, terutama oleh masyarakat masa kini. Hampir semua orang yang sudah merasakan listrik tak bisa hidup tanpa listrik.
Coba lihat diri kita, akan jadi apa hari-hari kita bila tak ada listrik? Tapi – kembali ke permasalahan awal – Indonesia bukanlah negara dengan rasio elektrifikasi 100% dan sebagian wilayahnya masih mengalami defisit atau kekurangan daya. Banyak sebabnya, salah satunya adalah ketersediaan bahan bakar yang di wilayah tertentu menjadi sumber energi primer. Tak selamanya bahan bakar itu ada. Tak selamanya pula mesin-mesin pembangkit listrik kita berada dalam kondisi prima.
Ada kalanya mesin-mesin tersebut membutuhkan pemeliharaan yang mengharuskan ia berhenti beroperasi untuk sementara. Akibatnya, pemadaman seringkali tak terhindarkan. Kalau sudah begitu, kita yang terbiasa hidup dengan listrik, seperti kehilangan separuh oksigen yang biasa kita hirup. Bingung, mati gaya, kadang marah karena pekerjaan kita yang menggunakan barang elektronik belum selesai.
Apalagi kalau padam listriknya terjadi saat malam. Tapi jangan sampai padamnya listrik tersebut membuat kita stress dan memaki-maki. Lebih baik, kita cari kegiatan alternatif yang bisa kita lakukan ketika listrik padam. Kita coba satu per satu ya.
1. Menyalakan lilin dan berkumpul
Nyalakan lilin, lalu mengajak seluruh penghuni rumah berkumpul akan menjadi kegiatan yang mengasyikkan. Kita bisa melakukan permainan botol (duduk melingkar, memutar botol dan siapapun yang tertunjuk oleh mulut botol harus bersedia ditanya-tanya oleh anggota lainnya). Atau bisa juga kita isi dengan berbagi cerita. Bisa cerita apapun. Tapi kalau pas mati lampu seperti itu sih, sepertinya paling seru kalau berbagi cerita horror ya?
2. Pergi keluar dan melihat bintang
Seberapa sering sih kita menikmati malam dengan pegi keluar dan berjalan-jalan di sekitar rumah? Kalau langit tak berawan, kita akan menemukan bintang-bintang. Kalau kamu tinggal di lingkungan padat penduduk, biasanya bintang-bintang itu akan sulit terlihat karena polusi cahaya. Tapi kalau keadaannya sedang blackout (padam total atau padam seluruh distrik), mungkin kita bisa melihat bintang-bintang dengan jelas. Pilih beberapa bintang yang berdekatan dan bentuk rasimu sendiri.
3. Memasak
Ini bisa dilakukan kalau kita tak pakai kompor listrik. Lebih asyik lagi kalau kita punya kompor lapangan. Jadi kita bisa keluar ke halaman rumah, atau halaman belakang rumah, atau halamannya tetangga, dan memasak makanan yang ringan-ringan. Selain menyenangkan, bisa mengobati lapar juga kan?
4. Membersihkan isi kulkas
Ketika listrik padam, otomatis kulkas kita juga mati. Itu bisa membuat es krim yang kita simpan di freezer mencair, atau sayur-sayuran lekas membusuk. Baiknya, kita segera konsumsi saja makanan-makanan yang ada di kulkas, sekaligus kita membersihkan kulkas yang jarang kita bersihkan.
5. Mengganti lampu yang hampir mati
Kadang, kita terlalu malas untuk mengganti lampu yang sudah redup karena masa pakai nya sudah hampir habis. Hal itu bakal merepotkan sekali ketika lampu mati tiba-tiba pada saat kita sedang asyik-asyiknya. Lampu yang terlalu redup juga bisa merusak mata. Jadi manfaatkan momen mati listrik untuk mengganti lampu-lampu yang sudah redup.
6. Bermain bayangan
Ini paling sering kulakukan saat kecil. Bermain bayangan dengan memanfaatkan cahaya lilin dan jari-jemari kita. Kita bisa membentuk kelinci, ular, buaya, kancil, dan masih banyak lagi.
7. Bisa tetap membaca kok!
Kamu hobi membaca? Di rumah kamu sering padam listrik? Coba beli BookLite. Itu semacam senter dengan lampu LED, berukuran kecil dan bentuknya didesain untuk dijepitkan pada buku. Kita bisa tetap membaca ketika listrik padam, ketika lampu kamar sudah dimatikan, saat camping dan tak ada penerangan, bahkan bisa juga buat baca buku di dalam lemari. Pokoknya fleksibel. Harganya juga nggak terlalu mahal, nggak sampai 100ribu kita sudah bisa dapat.
Ada ide lain? :)
duduk diam tanpa melakukan apa-apa adalah hal ternikmat saat listrik padam (untuk aku pribadi), dalam gelap, dalam sepi, semacam memberi 'jeda' sejenak pada waktu-waktu yang 'terlalu' berlari...atau menunda sebuah 'kematian' untuk seper'sekian second, dan membuatnya sangat berharga (ada beberapa nafas yang ter'hela disana).
BalasHapus...dan ada doa serta rindu kepada'mu dalam setiap hela'nya.
(kepada ruang yang berusaha untuk hidup, kepada lingkup yang terus menghidupkan...)
dalam 'gelap' akan muncul kehidupan bernama 'sunyi' dan didalamnya (mungkin) 'kenyataan' yang sebenarnya "hidup".
yinmu...et toi belle madmoiselle Adik Bela Jannahti.
nb:
*barat dan timur akan membaur...bias.
*matahari ke'tiga mulai menari.
*ada partikel 'mimpi' yang mulai tumbuh dalam setiap lembar buku jurnal yang mulai menipis dan berlomba dengan nafas terakhir...namun luka.
tanggal duapuluhdua bulan september tahun duaribuempatbelas pukul kosong tiga lebih duapuluh waktu setempat.
(magical time still goes by...hehehe)
-yours ANONYMOUS-
ada semacam kelegaan aku masih mendapat kabar.. terima kasih :)
Hapusdimanapun tuan anonim sedang berada, jangan lupa bahwa selalu ada yang menunggumu pulang..
:')
take care
i try to always do care.
BalasHapuspulang?
bagaimana caranya aku untuk pulang?
sedangkan aku tidak pernah pergi kemana-mana.
aku ditunggu?
pun aku menunggu bersama dua gelas teh tawar yang sudah tidak lagi hangat.
...atau mungkin aku yang amnesia?
...membaurkan timur dan barat menjadi bias.
entah beberapa lembar lagi yang harus menerima stempel.
...apakah hatimu masih berada ditempat semula (seperti yang pernah kamu katakan terakhir dulu?)
(udara musim dingin sudah mulai terasa disini, daun-daun menguning dan beberapa mulai gugur...jangan lupa bermimpi, karena dari situlah kehidupan dimulai.)
-yours ANONYMOUS-
care on yourself? have you?
Hapusmungkin kamu saja yang tidak sadar bahwa ada yang merasa kehilanganmu, karena nyatanya kamu telah "kemana-mana".
kita semua pernah amnesia, justru pada hal-hal yang seharusnya kita ingat.
hatiku?
sudah tidak aku miliki lagi. Lagi-lagi jatuh pada tempat yang salah. Sekarang aku hanya menunggu waktu untuk menyerahkan kembali pada Yang Maha Mempunyai.
aku masih rajin bermimpi.
bahkan terlena karenanya.
dan ternyata benar.
BalasHapusdiam'mu waktu itu adalah sikap'mu.
hati'mu telah memilih.
diam'mu membuangku jauh...sangat jauh.
kehilangan aku?
pun, pada tiap detik kabar yang aku tunggu tak pernah kunjung datang.
pesanku tak lagi berbalas, lalu tiba-tiba aku menjadi takut untuk lagi berpesan 'kabar'...sangat takut (dan ternyata 'kabar' dariku yang harus "tau diri")
aku kemana-mana?
tidak...aku berani memastikan, kalau semua yang pernah aku katakan sampai detik ini masih dan selalu berada ditempatnya.
...semua berpusara pada siklus.
dan pilihanmu, berada diluar siklus (sedang aku masih menantimu didalam siklus dengan pintu yang selalu terbuka lebar (andai hatimu berkenan kembali memasukinya, lalu tutuplah) ada meja dan satu kursi memanjang untuk berbincang, dua teh tawar dingin, akankah kamu berkenan?
dingin karena sudah disuguhkan terlalu lama untukmu...dan engkau pun enggan menyentuhnya (kembali).
*disini ada yang sangat rela terluka, untuk melihatmu tersenyum bahagia*
menjelang subuh disini, waktu maghrib ditempatmu...seperti yang sering kamu katakan, ALLAH itu baik, memberikan semua kekuatan ini kepadaku...untukmu.
-yours ANONYMOUS-
semoga kita tidak sama-sama hancur dalam penantian.
Hapus