Pengarang: Ratna Indraswari Ibrahim
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit: September 2012
No. ISBN: 978-979-22-8852-0
Pernah merasakan menjadi pacar
seorang aktivis? Atau pernah membayangkan bagaimana rasanya? Menjadi pacar dari
seorang aktivis tak pernah terbersit di benak Putri yang notabene adalah anak
rumahan. Putri, anak bungsu dari walikota Malang, akhirnya merasakan hal
tersebut setelah bertemu dengan Neno, seorang aktivis kampus yang berjuang
untuk reformasi.
Cerita berawal ketika Putri terdaftar
sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi di Universitas Brawijaya, Malang.
Saat itu pula ia bertemu dengan kawan-kawan baru yang akan mengiringi
perjalanan hidupnya kelak. Ada Heni, Gundul, Zizi, Marzuki, Rudi dan Neno.
Putri yang merupakan anak walikota tak kesulitan untuk bergaul dengan mereka
karena kesederhanaan dan kerendahan hatinya.
Berlatar masa reformasi, yakni
sekitar tahun 1998, kisah ini turut menuturkan berbagai aksi mahasiswa untuk
menggulingkan tirani yang telah berkuasa selama 32 tahun di Indonesia. Neno,
aktivis kampus yang mampu memikat hari Putri, merupakan satu dari ribuan mahasiswa
Indonesia yang terjun untuk menjadi aktivis. Tak pelak, hubungan khusus yang
mulai dibangun dengan Putri turut dikorbankan atas nama reformasi. Keadaan
semakin suram ketika Putri menyadari bahwa Neno berseberangan dengan partai
yang mengusung Ayahnya.
Tragisnya lagi, Neno termasuk dalam
salah satu orang yang dihilangkan. Pada masa itu tak mengherankan bila
seseorang, terutama aktivis, hilang begitu saja tak diketahui kabarnya, tak
dapat dilacak oleh sanak keluarga. Kehati-hatian tetap saja tak dapat
menghindarkan kekasih Putri itu dari penculikan oleh oknum tak dikenal.
Hari-hari penantian Putri menjadi
hari-hari yang berat baginya. Reformasi telah terlaksana dan pemerintahan lama
telah digeser. Suharto resmi melepas jabatannya pada 21 Mei 1998. Kondisi yang
awalnya memanas pun perlahan mereda. Namun kenyataannya, orang-orang yang
hilang tak kunjung pulang. Putri bukan satu-satunya yang menanti kepulangan
orang tersayang. Terdapat banyak keluarga yang kehilangan, tapi kepada siapa
akan meminta pertanggungjawaban?
Cerita dari berbagai sudut pandang tersusun menjadi mozaik yang memikat. Novel ini tak hanya bercerita dari satu sudut pandang saja, meski tokoh utamanya hanya satu, yakni Putri. Nampaknya pengarang sangat pandai membuat pembaca tak bosan dan selalu ingin mengikuti cerita.
Novel terakhir dari Ratna Indraswari
ini disusun oleh pengarangnya untuk mengenang para aktivis reformasi yang hingga
kini tak diketahui rimbanya, sekaligus mengingatkan kita untuk menolak lupa
terhadap perjuangan mereka.
0 comments:
Posting Komentar