Memanen Oksigen dan Listrik dengan Plant-e

“Andai saja pohon dapat memancarkan sinyal WiFi, pasti semua orang berlomba untuk menanamnya. Sayangnya, pohon hanya menyediakan oksigen untuk kita, bukan WiFi.”
Itu adalah sepotong pepatah satir yang menyindir perilaku manusia modern yang makin mengesampingkan pohon karena pohon tak menyediakan kebutuhan masyarakat era kini: listrik dan koneksi internet. Alih-alih menjaga dan merawatnya, banyak manusia kini yang lebih suka menebangnya dan menggantinya dengan beton atas nama pembangunan. Kemajuan teknologi berbanding terbalik dengan pertumbuhan dan kelestarian alam. Namun di Belanda, sekelompok ilmuwan berusaha untuk mewujudkan sesuatu yang selama ini hanya ada di cerita fiksi, yaitu memancarkan sinyal WiFi dengan memanfaatkan pohon.
Bisakah kalian membayangkan sebuah pohon atau tanaman yang dapat memancarkan sinyal WiFi? Bisakah kalian membayangkan diri kalian sedang asyik duduk di taman, menggenggam smartphone dan menyapa teman di akun media sosial, atau menggunakan laptop untuk mengunduh file dari internet dengan sinyal WiFi dari tanaman di halaman rumahmu?
Terdengar sangat aneh dan mustahil ya? Tak lama lagi, di dunia ini akan ada tanaman yang dapat memancarkan sinyal WiFi.
Sebenarnya, bukan tanamannya yang memancarkan sinyal WiFi, namun tanaman tersebut menghasilkan listrik yang akan dipakai untuk menyalakan pemancar WiFi. Apa pula itu, tanaman yang dapat menghasilkan listrik? Adakah? Tanaman apa?
Jawabannya adalah, hampir semua tanaman dapat menghasilkan listrik.
Pernyataan itulah yang dikemukakan oleh sekelompok ilmuwan dari Belanda yang kemudian membentuk Plant-e, sebuah organisasi penelitian yang menemukan, mengembangkan dan memproduksi perangkat yang mendukung pembangkitan listrik dari tanaman. Organisasi yang telah menjadi perusahaan sejak September 2009 ini diprakarsai oleh Marjolein Helder dan David Strik.
Plant-e telah berhasil membuktikan bahwa kita dapat membangkitkan listrik dari tanaman hidup tanpa mematikan atau membahayakan tanaman tersebut. Teknologi yang digunakan berdasarkan pada proses alami yang terjadi pada setiap tumbuhan berklorofil, yaitu fotosintesis.
Gambar 1. Percobaan oleh Plant-e. Sumber: ciputrapreneurship.com
Bagaimana prinsip kerjanya?
Seperti manusia yang memasak makanan untuk mendapat energi, tumbuhan juga “memasak” makanannya untuk dapat melangsungkan kehidupan dan tumbuh. Setiap tumbuhan yang memiliki klorofil atau zat hijau daun melakukan proses memasak yang kita sebut dengan fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pengubahan energi matahari menjadi energi kimia. Tanaman memanfaatkan cahaya matahari, air dan zat hara yang berasal dari tanah, dan karbon dioksida yang berasal dari udara, kemudian mengolahnya untuk menjadi glukosa atau zat gula dan menghasilkan oksigen yang kita hirup sebagai produk sampingannya.
Gambar 2. Proses fotosintesis
Glukosa yang dihasilkan tidak semuanya dimanfaatkan oleh tumbuhan. Ada bagian dari zat tersebut yang dibuang ke tanah melalui akar. Zat organik yang dibuang ke tanah tersebut akan diurai oleh mikro-organisme secara alami. Pada proses ini, terdapat elektron yang dilepaskan. Tanpa media penampung atau penyalur, elektron tersebut akan terbuang. Dengan menyediakan elektroda, elektron-elektron yang dilepaskan saat terjadi proses penguraian oleh mikro-organisme akan tertampung dan dapat dipanen sebagai listrik. Dari elektroda, elektron-elektron disalurkan menuju fuel cell atau sel bahan bakar.
Fuel cell adalah semacam baterai namun dirancang untuk dapat diisi terus reaktannya. Berbeda dengan baterai biasa, elektroda pada fuel cell relatif stabil meski reaktan terus berganti.
Percobaan yang dilakukan oleh Marjolein Helder (kini CEO Plant-e) menghasilkan 0,4 watt per meter persegi tanaman. Selama 24 jam per hari hampir sepanjang tahun sistem ini dapat berlangsung, kecuali pada saat musim dingin dimana tanah membeku.
Penelitian oleh tim Plant-e telah membuktikan bahwa pemasangan elektroda tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Tanaman tetap hidup dan tumbuh seperti biasa sementara listrik diproduksi. Kondisi di sekitar tanaman pun tidak berubah. Jadi teknologi ini sangat tepat bila dikatakan terbarukan dan ramah lingkungan.

Gambar 3. Prinsip kerja Plant e
Teknologi ini sebelumnya dikembangkan di Universitas Wageningen dan telah dipatenkan pada tahun 2007. Kini hak paten dipegang oleh Plant-e.
Plant-e sendiri telah memproduksi tiga jenis produk yang dapat digunakan oleh masyarakat umum dengan membelinya. DIY-Box, DIY at Home, dan Plant-e Green Electricity Modules. DIY-Box dan DIY at Home adalah seperangkat peralatan pembangkitan listrik dari tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan eksperimen di sekolah maupun di rumah. Sedangkan sistem Plant-e Modular terdiri dari modul seluas 100 meter persegi yang dilengkapi dengan tanaman dan perangkat Plant-e.
Sistem Plant-e telah diterapkan di Hembrug Grounds di Zaandam dan menerangi pagar pembatas jalan yang menghubungkan Ede dan Wageningen.
Selain itu, sebuah perusahaan di Belanda, Kerckebosch, telah membeli sistem Plant-e Modular untuk diterapkan di sebuah distrik di Zeist. Distrik ini telah direnovasi dan disana diaplikasikan perangkat-perangkat ramah lingkungan. Pada September tahun ini, rencananya sistem Plant-e akan dipasang di atap dan di dinding Christian College Zeist (CCZ) dan akan membangkitkan listrik untuk pemancar WiFi. Itu akan menjadi pemancar WiFi pertama di dunia yang dinyalakan dengan energi dari tanaman.
Teknologi semacam ini tentu akan menjadi jawaban atas permasalahan bumi saat ini, krisis energi dan berkurangnya lahan hijau akibat gempuran dunia industri dan kemajuan ekonomi. Mengingat sebagian besar listrik yang kita gunakan masih berasal dari energi fosil yang akan habis, listrik tanaman dapat dimasukkan dalam daftar energi terbarukan yang wajib dikembangkan dan dimanfaatkan lebih luas. Karena selain memproduksi listrik, tanaman juga masih memerankan fungsi utamanya bagi manusia yakni menghasilkan oksigen. Jadi tunggu apa lagi, tanam sekarang dan kita akan memanen oksigen dan listrik!

Referensi:
1.) www.plant-e.com
2.) www.plantpower.eu
3.) www.us6.campaign-archive2.com
4.) id.wikipedia.org/wiki/sel-bahan-bakar.com
5.) www.ciputraentrepreneurship.com/teknologi


0 comments:

Posting Komentar

 

My Tweeeeet