Catatan Perjalanan: Semeru (Part II)

sebelumnya: Catatan Perjalanan: Semeru (Part I)

Kamis, 23 Agustus 2012, Menuju Ranu Kumbolo

Setiba di Ranu Pane, kami melakukan pendaftaran di pos pendataan. Kami diwajibkan membayar bea masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebesar Rp. 2.500 per orang + bea asuransi kecelakaan sebesar Rp. 4.500 per orang serta diwajibkan untuk membuat surat pernyataan bahwa pendakian dilakukan hanya mencapai Pos Kalimati dengan tanda tangan bermaterai Rp. 6.000 per rombongan. Memang pendakian hanya dijamin sampai Pos Kalimati, selebihnya, asuransi tak berlaku. Bila terjadi sesuatu pada pendaki diatas Kalimati, hal tersebut tidak ditanggung lagi. Kami sempat dibuat sewot oleh petugas yang tak mau menerima materai kami. Ia menghendaki materai 6 ribu, sedang yang kami bawa adalah materai 3 ribu sebanyak 2 lembar. Biasanya, hal itu tak dipermasalahkan. Beruntung sekali, kawan seperjalanan kami di truk membawa materai berlebih. Ia memberikan satu untuk kami. Persyaratan administrasi pun beres.

Selesai solat dan makan siang, kami bersiap-siap untuk mendaki. Packing ulang, berganti pakaian, mengenakan sepatu, dan sebagainya. Kira-kira pukul 14.00, dengan mengencangkan tali carrier dan mengucap bismillah, kami berangkat meninggalkan Ranu Pane.

Untuk mencapai pos pertama, yaitu pos Landengan Dowo, kira-kira dibutuhkan waktu 45 menit. Trek awal masih cukup mudah karena tak terlalu menanjak. Di Landengan Dowo kami beristirahat sejenak dan bertemu dengan pendaki-pendaki lain yang juga beristirahat. Setelah meminum air dan mencecap gula jawa, kami kembali berjalan.

Pos kedua yaitu pos Watu Rejeng, kurang lebih satu setengah jam dari pos pertama. Perjalanan kami tergolong sangat santai, tak terburu-buru. Hanya saja kami menargetkan untuk tiba di Ranu Kumbolo sebelum petang agar tak kesulitan mendirikan tenda.
Dari Watu Rejeng ke Ranu Kumbolo kami tempuh selama kurang lebih 2 jam. Kami tiba di Ranu Kumbolo pukul setengah 6. Disana telah berdiri banyak sekali tenda dari pendaki lain, mungkin hampir mencapai 100 tenda. Segera saja kami mendirikan tenda sebelum gelap. Hawa disana sangat dingin. Kami mendirikan tenda dengan menggigil dan langit hampir gelap.

Ranu Kumbolo merupakan sebuah danau seluas 15 hektar yang terletak di lembah berketinggian 2400 meter diatas permukaan laut. Suhu minimal disana berkisar antara -5 hingga -20 derajat celcius. Tak heran apabila pagi harinya kami menemukan botol plastik yang telah diselimuti kristal es.

Makan malam pertama kami di Ranu Kumbolo adalah mi instan yang dibumbui saus bolognese, ditambah menyeduh teh dan susu cokelat. Sepanjang saya mendaki gunung, makanan ini lah yang paling mewah yang pernah saya nikmati. Memang untuk perjalanan ke Semeru ini kami menyiapkan bahan-bahan makanan yang tak biasa. Bila biasanya kami hanya membawa mi instan, roti, kopi instan, kali ini kami membawa bermacam-macam jenis bahan makanan. Selesai makan malam kami tertidur lelap, meski pendaki-pendaki lainnya masih beriuh rendah bercanda dan melakukan aktivitas-aktivitas lain. Kami tak cukup kuat menahan hawa dingin diluar tenda sehingga memutuskan untuk tidur saja, menyiapkan tenaga untuk perjalanan esok hari.
Sunrise di Ranu Kumbolo

Terbangun dan mendapati sunrise Ranu Kumbolo sungguh pengalaman yang menyenangkan sekali. Hawa dingin masih menusuk kulit hingga ke tulang. Namun semua itu terabaikan saat kita melihat ke arah timur. Sinar oranye dengan malu-malunya muncul perlahan diantara dua bukit di ujung timur Ranu Kumbolo. Kehidupan di Ranu Kumbolo pun perlahan mulai menggeliat. Para pendaki lain juga nampak takjub dengan pemandangan tersebut.

Puas menikmati sunrise, kami pun menyiapkan sarapan. Kali ini menu kami adalah ketupat, omelet, dan kopi. Sangat nikmat, sarapan di tepi danau dengan dihangatkan oleh sinar mentari. Seusai sarapan kami membagi tugas, ada yang harus membersihkan peralatan makan dan yang lain berkemas, membereskan tenda dan sebagainya.

Sekitar pukul 8 pagi kami telah siap untuk melanjutkan perjalanan. Setelah mengambil foto bersama di tepi danau kami pun berangkat. Meninggalkan Ranu Kumbolo, kami harus melewati tanjakan cinta untuk mencapai bukit menuju Oro-Oro Ombo.
berfoto di tepi danau

0 comments:

Posting Komentar

 

My Tweeeeet