13 Februari 2011.
Sore ini begitu sepi dan kosong. Tak seperti sore-soreku sebelumnya yang selalu penuh dengan hiruk pikuk tugas, tugas, dan tugas. Sebenarnya senang juga bisa memiliki waktu untuk sejenak rehat dari rutinitas yang membosankan. Rutinitas tak memberiku ruang untuk berpikir dan merasa, ia hanya memerintahkanku bekerja. Itu sebabnya akhir-akhir ini aku menjadi agak apatis (pikirku).
Memikirkan diriku yang sekarang, tentu tak lepas dari pemikiran akan diriku di masa lampau, masa sebelum ini. Dan masa sebelum ini bagiku adalah masa SMA. Baru beberapa bulan terlewati, namun aku merasakan banyak perubahan yang terjadi pada diriku, yang sayangnya tak begitu baik jika kupikir-pikir.
Seharusnya manusia menjadi lebih baik dari hari ke hari bukan? Namun sebaliknya. Yang kurasakan saat ini adalah aku begitu terpuruk dan pertahananku bobrok. Keegoisanku meningkat dan aku tak tahu mengapa sisi kemanusiaanku seolah meredup. Faktor lingkungan mungkin. Aku tak menemukan faktor lain yang menjadi penyebabnya. Lingkunganku yang sekarang sangat berbeda dengan lingkunganku yang dulu, dan itu wajar karena perubahan itu pasti terjadi pada setiap manusia—hanya masalah waktu.
Masih berkutat di masa lampau pikiranku saat ini. Itu berarti terlintas juga di benakku, akan kalian, sahabat-sahabatku. Betapa aku merindukan kalian, kawanku. Teringat saat-saat susah yang telah kita lewati dengan tetap tertawa dan tersenyum. Betapa persoalan-persoalan telah menyatukan kita.
Kalian yang punya andil besar dalam proses pendewasaanku. Telah kusadari sejak lama, bahwa aku adalah orang yang sangat beruntung karena bertemu kalian, orang-orang hebat. Aku punya kalian yang dewasa, yang selalu bisa menghibur dengan gurauan-gurauan, yang nakal tapi tetap tahu etika, tekun dan rajin namun tetap santai, idealis namun tetap open-minded. Kita memiliki berbagai perbedaan sifat dan perilaku namun itulah yang menyebabkan kita satu. Dulu sering terlintas dibenakku kalian—kita—akan menjadi orang hebat dan baik. Dan sampai saat ini pun masih begitu.
Teringat juga akan berbagai masalah yang telah kita lewati. Pertentangan dengan orangtua, masalah nilai yang turun, masalah di organisasi, “perang” antar organisasi, sampai masalah percintaan yang kita rasakan begitu melankolis namun menggelikan, tiba-tiba itu semua terputar ulang di otakku. Konflik, baik itu diantara kita, kawan, maupun konflik yang kita hadapi dengan orang lain, sesuatu yang sekarang sangat kusyukuri. Aku sadar banyak sekali kesalahan yang kulakukan dan itu pernah menimbulkan clash—bentrokan— antara kita. Dan maaf atas itu, kawan, apabila ada ucapan atau perlakuan buruk dariku yang masih membekas di hati kalian.
Dulu kita begitu kecil namun kuat. Dalam ketidaktahuan kita bersama-sama mencari tahu. Dengan keretakan dan berbagai konflik kita bersama-sama menjadi dewasa. Dan masa transisi itu membuatku amat bersyukur karena aku merasa bertemu dengan “orang-orang yang tepat”, yaitu kalian.
Mengenang kalian menjadi hiburan buatku. Merindukan kalian membuatku tersenyum dalam kesendirian. Mengingat kalian membuatku benar-benar merasa “You’ll never walk alone”
Terimakasih : )
0 comments:
Posting Komentar